Wednesday, 2 January 2013

Permasalahan dari Geng Motor


Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini adalah masa yang sulit bagi setiap orang meskipun tingkat kesulitannya berbeda. Sifat dasar dari fase remaja ini adalah memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dan keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru bagi dirinya. Lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan para remaja menyalurkan sifat dasar mereka dalam bentuk kenakalan remaja. Belakangan ini banyak aktivitas yang mengarah pada kegiatan kelompok yang mengacu pada minat yang sama. Jika berada dalam koridor positif, maka akan positif pula hasilnya. Namun persoalannya adalah pada usia yang labil kecenderungan ini masih bercabang pada kemungkinan positif dan negatif. Negatif mengarah pada tindakan destruktif, dan geng motor adalah salah satu bentuk kenakalan tersebut.

            Awalnya geng motor merupakan kumpulan anak-anak remaja yang memiliki kesenangan yang sama yaitu kebut-kebutan menggunakan sepeda motor tanpa pengaman dan tidak terdaftar di kepolisian. Sering melakukan balapan liar di jalan raya. Kebanyakan geng motor ini berawal dari pertemanan biasa para remaja yang menjadi anggotanya. Namun pada perkembangannya, geng motor tidak hanya senang. Dengan kebut-kebutan dan balap liar, tetapi juga mulai melakukan hal-hal yang meresahkan masyarakat dan melakukan tindak kriminal dengan alasan untuk eksistensi nama gengnya seperti tawuran, pengeroyokan, melakukan konvoi yang meresahkan masyarakat, melakukan aksi terror terhadap geng lain, penjarahan, dan lain-lain. Adapun kelompok-kelompok yang senang dengan sepeda motor di antaranya adalah klub motor dan komunitas motor namun kelompok ini sebagian besar merupakan kelompok yang telah terdaftar di kepolisian maupun di masyarakat

Permasalahan yang perlu diangkat dari keberadaan geng motor ini adalah para anggota yang kebanyakan merupakan anak-anak remaja yang masih bersekolah mulai dari usia remaja sampai dewasa awal, yang biasanya berada pada tingkat SMP sampai kuliah. Jumlah keanggotaan dari geng ini terus bertambah dengan cepat dan menyebar ke berbagai wilayah disekitar Kota Bandung meskipun organisasi induknya tetap berada di Kota Bandung. Banyak alasan dari para remaja ini untuk mengikuti geng motor, antara lain karena senang dengan kebut-kebutan, mengikuti idolanya, ajakan teman, tidak percaya diri, ingin berkuasa dan terkenal diantara teman-temannya, hubungan keluarga yang memiliki masalah, serta keingintahuan yang besar mengenai gangster.

Saat ini pihak kepolisian terus berupaya untuk memberantas geng motor dengan berbagai cara, diantaranya memasang spanduk anti geng motor di beberapa ruas jalan, melakukan penyuluhan ke sekolah menengah pertama dan menengah atas, melakukan razia geng motor di jalan raya, menjatuhkan hukuman yang sama dengan orang dewasa kepada remaja anggota geng motor yang melakukan tindak kriminal seperti hukuman penjara dan tembak ditempat, serta mengadakan apel pembubaran geng motor.

Masyarakat yang telah dibuat resah oleh keberadaan geng motor sangat mendukung tindakan polisi kepada anggota geng motor tersebut, mereka menyambut baik aksi pembubaran geng motor meskipun masih menyangsikan akan kebenaran bubarnya geng motor ini. Masyarakat di beberapa kawasan kota dan kabupaten Bandung juga membuat spanduk yang inti pesannya menentang kegiatan kekerasan geng motor. Ada juga beberapa anggota masyarakat yang menginginkan jika ada anggota geng motor yang terbukti melakukan tindak kriminal agar langsung ditembak di tempat saja untuk membuat jera remaja yang menjadi anggota geng motor tersebut.

Upaya-upaya yang dilakukan pihak kepolisian dan warga masyarakat memang membuat masyarakat merasa lebih aman tetapi bagi para anggota geng motor yang merupakan remaja yang perlu bimbingan dan pendekatan khusus tentu merupakan masalah baru, karena menjadi anggota geng motor merupakan salah satu bentuk pelarian dari masalah mereka. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengamankan keadaan perlu dibuat tidak hanya berpihak kepada kepentingan masyarakat saja tetapi anggota geng motor juga harus diperhatikan mengingat mereka masih remaja. Penanganan yang tepat yaitu sesuai dengan tingkat kejahatan dan mempertimbangkan umur sangat diperlukan untuk kepentingan masa depan mereka.

Kembali ke permasalahan Geng Motor, akan sangat indah rasanya apabila para anggota Geng Motor mendapatkan Pendidikan Pusaka di sekolah dan keluarga mereka. Pendidikan tentang pusaka non bendawi seperti tutur kata, tata krama dapat diwariskan oleh orang tua dan guru mereka. Alangkah indahnya apabila para anggota geng motor ketika sedang nongkrong bukannya balapan liar tapi diisi dengan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tidak harus sesuatu yang besar seperti menjadi relawan di daerah bencana, tapi cukup dengan sesuatu yang simpel saja seperti membantu orang tua menyeberang jalan, membantu memanggilkan taksi bagi yang membutuhkan, dan lain sebagainya. Memang kelihatan simpel dan tidak berarti, tetapi sering kah kita melihat para pemuda melakukan hal itu? Tentunya saat ini sangat jarang ditemui hal-hal kecil tersebut terutama di perkotaan. Alangkah indahnya dunia ini apabila generasi mudanya mampu menghargai budaya dan terutama nilai-nilai luhur yang diwariskan melalui Pendidikan Pusaka di keluarga dan sekolahnya

Dalam peran orang tua sebaiknya lebih membimbing anak-anak nya ke hal yang positif dan jangan sampai anak-anak nya terjerumus sama hal kayak geng motor. Orang tua juga harus benar-benar memperhatikan pribadi seorang anak sehingga dapat mencegah terjadinya geng motor yang tidak produktif.

Tanggapan saya terhadap geng motor merupakan hal yang tidak bagus,dan aksi criminal yang harus ditanganin secepat mungkin. Karena kalau tidak segera ditangani masalah geng motor akan cepat menyebarluas dan semakin tidak baik perilaku masa remaja sekarang.

Saran saya terhadap geng motor itu strategi untuk menangani kasus ini supaya tidak terjadi lagi di kemudian hari.

No comments: