Masa remaja merupakan masa
transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini adalah masa yang sulit bagi
setiap orang meskipun tingkat kesulitannya berbeda. Sifat dasar dari fase
remaja ini adalah memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dan keinginan
untuk mencoba hal-hal yang baru bagi dirinya. Lingkungan yang kurang baik dapat
menyebabkan para remaja menyalurkan sifat dasar mereka dalam bentuk kenakalan
remaja. Belakangan ini banyak aktivitas yang mengarah pada kegiatan kelompok
yang mengacu pada minat yang sama. Jika berada dalam koridor positif, maka akan
positif pula hasilnya. Namun persoalannya adalah pada usia yang labil
kecenderungan ini masih bercabang pada kemungkinan positif dan negatif. Negatif
mengarah pada tindakan destruktif, dan geng motor adalah salah satu bentuk
kenakalan tersebut.
Awalnya
geng motor merupakan kumpulan anak-anak remaja yang memiliki kesenangan yang
sama yaitu kebut-kebutan menggunakan sepeda motor tanpa pengaman dan tidak
terdaftar di kepolisian. Sering melakukan balapan liar di jalan raya.
Kebanyakan geng motor ini berawal dari pertemanan biasa para remaja yang
menjadi anggotanya. Namun pada perkembangannya, geng motor tidak hanya senang.
Dengan kebut-kebutan dan balap liar, tetapi juga mulai melakukan hal-hal yang
meresahkan masyarakat dan melakukan tindak kriminal dengan alasan untuk
eksistensi nama gengnya seperti tawuran, pengeroyokan, melakukan konvoi yang
meresahkan masyarakat, melakukan aksi terror terhadap geng lain, penjarahan,
dan lain-lain. Adapun kelompok-kelompok yang senang dengan sepeda motor di
antaranya adalah klub motor dan komunitas motor namun kelompok ini sebagian
besar merupakan kelompok yang telah terdaftar di kepolisian maupun di
masyarakat
Permasalahan yang perlu diangkat
dari keberadaan geng motor ini adalah para anggota yang kebanyakan merupakan
anak-anak remaja yang masih bersekolah mulai dari usia remaja sampai dewasa
awal, yang biasanya berada pada tingkat SMP sampai kuliah. Jumlah keanggotaan
dari geng ini terus bertambah dengan cepat dan menyebar ke berbagai wilayah
disekitar Kota Bandung meskipun organisasi induknya tetap berada di Kota
Bandung. Banyak alasan dari para remaja ini untuk mengikuti geng motor, antara
lain karena senang dengan kebut-kebutan, mengikuti idolanya, ajakan teman,
tidak percaya diri, ingin berkuasa dan terkenal diantara teman-temannya,
hubungan keluarga yang memiliki masalah, serta keingintahuan yang besar
mengenai gangster.
Saat ini pihak kepolisian terus
berupaya untuk memberantas geng motor dengan berbagai cara, diantaranya
memasang spanduk anti geng motor di beberapa ruas jalan, melakukan penyuluhan
ke sekolah menengah pertama dan menengah atas, melakukan razia geng motor di
jalan raya, menjatuhkan hukuman yang sama dengan orang dewasa kepada remaja
anggota geng motor yang melakukan tindak kriminal seperti hukuman penjara dan
tembak ditempat, serta mengadakan apel pembubaran geng motor.
Masyarakat yang telah dibuat resah
oleh keberadaan geng motor sangat mendukung tindakan polisi kepada anggota geng
motor tersebut, mereka menyambut baik aksi pembubaran geng motor meskipun masih
menyangsikan akan kebenaran bubarnya geng motor ini. Masyarakat di beberapa
kawasan kota dan kabupaten Bandung juga membuat spanduk yang inti pesannya
menentang kegiatan kekerasan geng motor. Ada juga beberapa anggota masyarakat
yang menginginkan jika ada anggota geng motor yang terbukti melakukan tindak
kriminal agar langsung ditembak di tempat saja untuk membuat jera remaja yang
menjadi anggota geng motor tersebut.
Upaya-upaya yang dilakukan pihak
kepolisian dan warga masyarakat memang membuat masyarakat merasa lebih aman
tetapi bagi para anggota geng motor yang merupakan remaja yang perlu bimbingan
dan pendekatan khusus tentu merupakan masalah baru, karena menjadi anggota geng
motor merupakan salah satu bentuk pelarian dari masalah mereka. Upaya-upaya
yang dilakukan untuk mengamankan keadaan perlu dibuat tidak hanya berpihak
kepada kepentingan masyarakat saja tetapi anggota geng motor juga harus
diperhatikan mengingat mereka masih remaja. Penanganan yang tepat yaitu sesuai
dengan tingkat kejahatan dan mempertimbangkan umur sangat diperlukan untuk
kepentingan masa depan mereka.
Kembali ke permasalahan Geng
Motor, akan sangat indah rasanya apabila para anggota Geng Motor mendapatkan
Pendidikan Pusaka di sekolah dan keluarga mereka. Pendidikan tentang pusaka non
bendawi seperti tutur kata, tata krama dapat diwariskan oleh orang tua dan guru
mereka. Alangkah indahnya apabila para anggota geng motor ketika sedang nongkrong
bukannya balapan liar tapi diisi dengan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tidak
harus sesuatu yang besar seperti menjadi relawan di daerah bencana, tapi cukup
dengan sesuatu yang simpel saja seperti membantu orang tua menyeberang jalan,
membantu memanggilkan taksi bagi yang membutuhkan, dan lain sebagainya. Memang
kelihatan simpel dan tidak berarti, tetapi sering kah kita melihat para pemuda
melakukan hal itu? Tentunya saat ini sangat jarang ditemui hal-hal kecil
tersebut terutama di perkotaan. Alangkah indahnya dunia ini apabila generasi
mudanya mampu menghargai budaya dan terutama nilai-nilai luhur yang diwariskan
melalui Pendidikan Pusaka di keluarga dan sekolahnya
Dalam peran orang tua sebaiknya
lebih membimbing anak-anak nya ke hal yang positif dan jangan sampai anak-anak
nya terjerumus sama hal kayak geng motor. Orang tua juga harus benar-benar
memperhatikan pribadi seorang anak sehingga dapat mencegah terjadinya geng
motor yang tidak produktif.
Tanggapan saya terhadap geng
motor merupakan hal yang tidak bagus,dan aksi criminal yang harus ditanganin
secepat mungkin. Karena kalau tidak segera ditangani masalah geng motor akan
cepat menyebarluas dan semakin tidak baik perilaku masa remaja sekarang.
No comments:
Post a Comment