Friday 20 December 2013

#PTI Mengkaji Jurnal Psikologi Tentang Faktor-Faktor Prestasi Akademik Yang Berhubungan Dengan Teknologi dan Informasi

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya agar mencapai pribadi yang bermutu. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mengemban tugas yang cukup berat diantaranya sebagai fasilitator bagi siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Indikator keberhasilan sekolah dalam mengembangkan tugasnya dapat dilihat dari pencapaian  prestasi akademik yang tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik (Nurwati, 2004).

 Prestasi belajar adalah  hasil penilaian pendidik  terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. (winkel, 1987). Penilaian yang di maksud adalah penilaian yang di lakukan untuk menentukan  seberapa jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah di tetapkan baik menurut aspek isi maupun aspek prilaku. Pendapat lain menyatakan bahwa prestasi belajar adalah perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha belajar dalam waktu tertentu  (Loekmono, 1988). Sedangkan Nana Sudjana(1992) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.  Menurut Dimyati dan Mujiono ( 2002 : 200), prestasi belajar adalah hasil yang didapat oleh siswa setelah melalui kegiatan penilaian dan  atau pengukuran prestasi belajar berupa skala nilai yang berupa huruf atau kata atau simbol.
     
Pada umumnya ada tiga jenis pendidikan untuk mencapai prestasi belajar yaitu secara langsung dan tidak langsung, yaitu pendidikan formal, in formal dan non formal.  Namun dalam arti luas, pendidikan adalah setiap proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition),  mengembangkan kemampuan / keterampilan ( skill development),  sikap atau mengubah sikap ( attitude change). Banyak untuk mengukur prestasi belajar. Pengajar dapat melakukannya dengan cara mengajukan pertanyaan lisan, memberikan pekerjaan rumah atau tugas tertulis untuk melihat penampilan aktual dari tugas keterampilan dan tes tertulis. (Crow & Crow, 1984). Winkel (1984) berpendapat bahwa cara mana yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa biasanya berkaitan dengan tujuan dan bidang prestasi yang akan di evaluasi. Tetapi yang paling umum di lakukan adalah dengan tes tertulis. Pada umumnya yang di maksud dengan prestasi belajar adalah  nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh melalui pengukuran dengan alat tes. Prestasi belajar siswa dapat di  lihat dari nilai rapor siswa.(Crow & Crow, 1984).
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu (Syah  1995, Sudjana 1992) ; (a) faktor  Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor eksternal ini meliputi Intelegensia, Motivasi, minat, kemandirian dan emosi, dan (b) Faktor Eksternal, yaitu  faktor dari luar siswa yang meliputi kondisi lingkungan sosial maupun non sosial.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Faktor yang mempengaruhi prestasi akademik menurut Hawadi (2001) terdiri dari dua, yaitu faktor motivasi yang berasal dari luar diri anak baik dari lingkungan rumah, maupun dari lingkungan di luar rumah, dan faktor motivasi yang berasal dari dalam diri anak. Motivasi yang berasal dari luar diri anak, bukan keinginan atau kemauan dari anak sendiri, sedangkan motivasi yang berasal dari dalam diri anak adalah keinginan atau kemauan anak sendiri untuk belajar agar dapat mencapai prestasi yang tinggi. Djamarah (2002) menjelaskan kuat lemahnya motivasi belajar siswa mempengaruhi keberhasilan belajar, motivasi belajar yang berasal dari dalam diri diusahakan dengan cara memikirkan masa depan yang penuh dengan tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai citacita. Tekad yang bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. Tinggi rendahnya prestasi akademik menurut Kartono (dikutip oleh Tu’u, 2004) terdiri dari dari tujuh faktor, yaitu:

(a) kecerdasan,
(b) bakat,
(c) minat dan perhatian,
(d) motif,
(e) cara belajar,
(f ) lingkungan keluarga, dan
(g) sekolah.

Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi  keberhasilan belajar atau Prestasi Akademik menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2002: 60) yaitu:
1) Faktor internal
a. Faktor jasmaniah, Faktor jasmaniah, baik bawaan maupun  yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya
b. Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas :
    (1) Faktor intelektif yang meliputi: Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat, Faktor 
          kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

    (2) Faktor non intelektif yaitu unsure-unsur kepribadian  tertentu seperti sikap, kebiasaan,
          minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis

2) Faktor Eksternal
 a.Faktor sosial, yang terdiri atas :
    (1) Lingkungan kerja
    (2) Lingkungan sosial
    (3) Lingkungan masyarakat
    (4) Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian
c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

Jadi dari beberapa pendapat diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Akademik digolongkan menjadi 2 yaitu:
1) Faktor intern
Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian,  kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya.
2) Faktor ekstern
Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri individu berupa sarapa dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi, dan lain sebagaianya.

Sumber :
http://gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10503153.pdf



Friday 25 October 2013

#PTI Polarisasi Kelompok



Bagaimana mungkin efek polarisasi diterangkan? Satu pandangan awal mungkin adalah untuk melihatnya sebagai artefak statistik, yaitu: ketika kita sudah melihat lebih awal, jika anggota group ditarik secara acak dari suatu populasi dan kemudian didapat 70 persen mempunyai suatu pilihan tertentu, maka lebih dari 70 persen dari keputusan kelompok akan mencerminkan pilihan itu (dengan assumsi aturan mayoritas). Bagaimanapun, pembuatan keputusan kelompok bukanlah suatu unsur yang penting dalam prosedur yang mengerucut ke arah polarisasi; suatu periode diskusi yang ringkas yang diikuti oleh tanggapan individu akan menghasilkan pula suatu pergeseran didalam kelompok rata-rata ( Myers dan Lamm, 1976). Hal ini berarti suatu pergeseran didalam pilihan individu terjadi sebagai hasil proses kelompok.

Penjelasan yang lebih tepat didasarkan pada proses informasi dan berdasarkan norma pengaruh dibahas dalam konteks penyesuaian. Sejauh sesuatu yang informasional mempengaruhi, ’jumlah yang lebih besar’ dari argumentasi dan fakta yang dikemukakan selama diskusi maka kelompok akan mendukung ‘kecenderungan awal’ para anggota kelompok. Ini mengkonfirmasikan anggota kelompok didalam pendapat mereka. Fakta bahwa informasi yang konsisten dengan kepercayaan utama seseorang lebih mungkin dicatat dan diambil dengan serius juga berperan untuk perwujudan ini ( Ferrell, 1985; Myers dan Lamm, 1976).

Pengaruh berdasarkan norma menuntun ke arah polarisasi melalui milik anggota kelompok yang berhubungan dengan self-perception dan self-presentation yang dikehendaki. Hal-hal dimana dirasa anggota kelompok lain mempunyai arah pendapat yang lebih ekstrim dari kecenderungan mereka sendiri, maka secara sosial lebih diinginkan dibanding anggota kelompok dengan kecenderungan berbeda.

Suatu komunikator ekstrim dari suatu pendapat yang dapat diperbandingkan ke posisi diri sendiri dirasakan sebagai yang lebih berkompeten dan polos dibanding suatu komunikator moderat ( Myers dan Lamm, 1976). Keinginan untuk diterima oleh anggota kelompok yang lebih ekstrim, dan kecenderungan untuk merasa dan menyajikan dirinya sebagai anggota dari suatu dengan baik dirasa ’ didalam-kelompok’ keduanya berperan untuk efek polarisasi. Efek ini diperkuat oleh komitmen lisan bagi suatu posisi yang dinyatakan lebih dahulu didalam diskusi kelompok: setelah itu suatu perubahan posisi didalam arah kecenderungan awal ( yaitu. polarisasi) adalah lebih mudah dilaksanakan dibanding suatu perubahan dalam arah kebalikannya ( Ferrell, 1985; Myers dan Lamm, 1976).

Kedua format pengaruh tersebut adalah penting. Kepentingan relatifnya ( mengenai polarisasi seperti halnya untuk penyesuaian) tergantung pada jenis interaksi dan jenis tugas. Jika interaksi didalam kelompok sebagian besar merupakan socio-emotional yang alamiah, maka pengaruh berdasarkan norma menjadi lebih penting. Tugas dalam mengarahkan interaksi menjadi lebih betul-betul dihubungkan dengan pengaruh dan bujukan informasionil. Sejauh tentang jenis tugas terkait, didalam tugas-tugas judgemental pengaruh berdasarkan norma relatif lebih penting, dan didalam tugas intellective lebih berpengaruh dalam informasi ( Kaplan, 1987).


Sumber : 

http://nemu.wordpress.com/2009/11/27/polarisasi-kelompok/

#PTI Komunitas Online



Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (Wenger, 2002: 4). Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen: 

1. Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.
2. Berdasarkan Minat , dan
3. Berdasarkan Komuni Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri

Online merupakan kebalikan dari Offline. Kata online itu berasal dari kata on dan line, on artinya hidup, line artinya saluran. Pengertian Online adalah keadaan komputer yang terkoneksi/ terhubung ke jaringan Internet. Sehingga apabila komputer kita online maka dapat mengakses internet/ browsing, mencari informasi-informasi di internet.

Komunitas online merupakan komunitas yang mempunyai keunikan tersendiri. Dibilang unik karena para anggota didalam sebuah komunitas online bisa secara bersama-sama melakukan suatu aksi tanpa harus berkumpul di satu tempat. Onliner New York, Denpasar, Palu, Jakarta, Seoul, Semarang, Surabaya, Bandung yang bergabung dalam sebuah komunitas dapat melakukan satu aksi kampanye secara berbarengan melalui internet (contoh: Kampanye anti Global Warming,kampanye dukung Pulau Komodo,kampanye gemar membaca buku). Namun onliner juga manusia,merasa tak afdol jika belum berinteraksi langsung secara fisik dengan onliner lainnya. Terjadilah pertemuan para onliner di dunia nyata yang umumnya dinamakan Kopdar. Kopdar adalah suatu bentuk komunikasi nyata pelaku dunia maya dimana orang yang ikut kopdar itu bisa saling berkenalan secara pribadi atau sharing ilmu dan pengalaman. Tak bisa dipungkiri bahwa secara psikologis jika sesorang rutin bertemu dan berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai kesamaan minat di sebuah komunitas akan menimbulkan ikatan emosional tersendiri dihati orang tersebut terhadap komunitasnya.

Di era internet siapapun bisa membuat dan menyebarkan informasi. Namun sepenting apapun informas itu,bila hanya disuarakan satu orang onliner tentu saja gaungnya tidak akan kedengaran. Disinilah peran sebuah komunitas online diperlukan. Sebuah informasi bila disuarakan secara bersama-sama oleh komunitas Online tentu gaungnya akan besar terdengar,yang bisa menarik perhatian media mainstream maupun pemerintah. Setelah diberitakan oleh media mainstream tentunya informasi penting yang digaungkan para onliner ini akan menjadi informasi yang diketahui banyak orang.

Komunitas online juga dapat membentuk suatu aksi sosial ditengah masyarakat. Aksi-aksi sosial yang dilakukan komunitas online ini pada umumnya merupakan kegiatan positif yang nyata dengan tujuan membuat suatu perubahan yang lebih baik didalam masyarakat. Beberapa contoh aksi sosial yang dilakukan komunitas online: Aksi berinternet sehat dan belajar ngeblog oleh BandungBlogVaganza, Aksi Gerakan Berbagi dan kampanye keselamatan berkendara oleh DBLOGGER, aksi mengumpulkan buku untuk disumbangkan oleh DOT’S.

Sosial media yang digunakan oleh komunitas online dapat menjadi kekuatan yang dahsyat melawan ketidakadilan,penyimpangan,dan kesewenang-wenangan hukum dan juga pemerintah yang berkuasa. Baru-baru ini kita melihat betapa dahsyatnya sosial media membentuk kekuatan massa, yang bisa menjatuhkan pemerintah yang berkuasa,seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir. Di Indonesia sendiri kekuatan aksi komunitas online sudah terbukti bisa melawan ketidakadilan dalam hukum,seperti yang terjadi pada Gerakan Koin Prita dan Gerakan dukung Bibit-Chandra.

Komunitas online merupakan sebuah bentuk peradaban baru di kehidupan manusia. Komunitas online yang menggunakan sosial media sebagai alatnya, secara perlahan membuat revolusi didalam kehidupan masyarakat,menjadi penggerak sebuah perubahan dalam berbagai bidang,baik dibidang sosial,politik,ataupun ekonomi.

Sumber :